Keistimewaan Pohon Loa / Ficus Racemosa
|Nama pohon: Lo/Elo (Jawa), Lowa/Loa (Sunda), Arah (Madura), Ara (Indonesia), Cluster Fig Tree atau Goolar Fig Tree (Inggris)
Nama latin: Ficus racemosa L., dengan nama sinonim Ficus glomerata Roxb.
Distribusi penyebaran: Pakistan, Sri Lanka, India, Bangladesh, China Selatan dan Barat Daya (Yunnan), Nepal, Vietnam, Burma, Thailand, Indonesia, Malaysia, Australia Utara.
Habitat tempat hidup: Tanah yang lembab, tepi sungai pada ketinggian tempat yang bervariasi antara 100-1.700 m di atas permukaan laut.
Ficus Racemosa – Di negara kita keberadaan dari Ficus Racemosa ini lebih dikenal sebagai pohon Loa/Lo. Sementara di negara lain, tanaman ini lebih dikenal dengan nama pohon gular dan pohon ara Indian.
Buah loa tumbuh berkelompok pada batang dan cabang utama pohon. Buahnya berbentuk bulat atau berbentuk buah pir dengan diameter sampai 4cm. Buah saat mentah berwarna hijau, kemudaian ketika matang berwarna merah. Buah loa disukai oeleh burung dan kelelawar. Tidak beracun sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.
Di negara kita Indonesia, bagian-bagian pohon loa ini juga berkhasiat sebagai obat tradisional. Daun dan buah berkhasiat untuk mengobati penyakit diare. Caranya, ±15 gram daun yang segar yang telah dicuci bersih direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tersisa setengah gelas. Setelah itu didinginkan dan disaring. Air saringan ini siap jadi obat dengan diminum dua kali sehari di pagi dan sore hari.
Sementara di negara lain, terutama oleh masyarakat Ovambo, buah dari Ficus Racemosa ini sering digunakan untuk menyuling ombike. Ombike adalah salah satu minuman tradisional masyarakat Ovambo.
Selain bagian buah, yang sering juga dimanfaatkan adalah bagian kulit pohonnya. Masyarakat India menggunakan kulit pohon sebagai obat tradisional dengan cara ditumbuk atau dihaluskan dengan batu (bisa dengan cara diparut) dan dicampur dengan air hingga berbentuk pasta. Pasta kulit pohon Ficus Racemosa tersebut difungsikan untuk mengobati penyakit kulit, seperti bisul, gatal alergi, gigitan serangga dan keluhan penyakit kulit lainnya.
Ficus Racemora ini sangat sering dijadikan sebagai bonsai dengan berbagai macam gaya, bisa kengai,han kengai,slanting maupun broom. Bagi para pecinta bonsai yang menyukai akar menonjol diatas tanah, maka pohon ini adalah pilihan tepat.
Dengan beberapa kali prunning daun bisa menjadi kecil. Daun Loa memiliki warnanya sangat menarik hati, dengan tekstur warna yang hijau gelap yang indah menambah keindahan yang tersembunyi di pohon ini.
Pohon ini tidak menyukai suasana yang becek dan teduh karena akan rawan kutu putih. Ketika ditanam di pot sebagai bonsai, media harus berdrainase baik dan selalu lembap. Kekeringan sampai 3 hari bisa menyebabkan pohon ini mati dengan gejala awal jatuhnya semua daun dan batang berubah menjadi berwarna coklat tua dan akhirnya menjadi kering.